Baby K 6 months milestone

Lahir dengan berat badan sama persis seperti KKnya dulu 2,8 kg, tumbuh kembang baby K 3 bulan pertama bisa dibilang cukup lambat. Kenaikan BB setiap bulan saat imunisasi selalu kurang dari target (< 0,6 kg). Hal ini disebabkan saya salah atrategi dalam mengelola produksi ASI. Saya terlalu fokus ke frekuensi ASI yang banyak dgn mengkonsumsi aneka macam sayuran hijau tapi kurang makan protein sehingga ASInya lebih ke arah encer bukan kental.

Ketika jadual imunisasi ke-3, DSA sudah mewarning saya “ibu, kalau sampai bulan depan babynya kenaikan BBnya kurang dari target, saya harus “campur” ya. ASI itu memang yang paling baik nutrisinya untuk bayi tapi kalau tumbuh kembang bayi kurang baik berarti there’s something wrong. Saya saran ibu lebih banyak makan yng mengandung protein seperti ayam, kacang2an dan telur”… walaaah, busui diwarning sm DSA jiper juga….

Dibandingkan kk2nya dulu, saat baby #3 ini lahir di masa pandemi, saya memang nggak minum jamu pahitan/ uyup2 yang biasa saya beli di pasar Mayestik. Takut eui mau pergi2. Jamu uyup2 konon bagus untuk kualitas dan kuantitas ASI. Akhirnya pola makan saya rubah dgn lebih banyak makan protein, dan setelah googling/searching dan tanya sana sini, akhirnya saya juga mengkonsumsi vitamin ASI yaitu Mom Uung.

Amazingly, setelah minum Mom Uung, BB baby K naik pesat, nyaris 1 kg di bulan ke-4. Ibuk ga jadi diomelin sm DSA lagi dan baby K lanjut ASI Xlusif. Setelah berhasil dgn Mom UUng, saya tambah lagi dgn Blackmores for breastfeedong mom, susu Almond, mamanduy dll. Pokoke apapun demi ASI for baby K.

Di usia 3-4 bulan baby K udah bisa guling badan sendiri. Usia 6 bulan, sdg belajar merangkak, udah bisa ngoceh2, nyembur2. Uda makan pisang, pepaya, buah naga, beras merah, sari apel, kentang, labu dan wortel. Suka lagu Twinkle Little Star, Cocomelon, Little Jojo dan Babyshark.

Baby K belum pernah pergi kemana-mana selain imunisasi ke DSA. Tipikal pandemi’s quarantine baby.

Stay healthy, strong and happy yo boy…

Pengalaman ibu beranak 3

Capek? Lelah? Gak sabaran? Sering marah? Emosian? Stressfull? No me-time? Lack of support system? Play victim? So much to do so little time?

Which one are you? Or all is yours?

Mau punya anak 1 atau 2 atau 3 atau lebih dari 3, semua ada challengenya.. mau beda usia dekat atau beda jauh masing2 ada karakternya… Punya anak di usia muda atau usia lanjut pasti ada tantangannya..

Bukan seberapa banyaknya, bukan seberapa jaraknya, bukan seberapa usianya. Apakah kamu working mom atau stay at home mom itu beda lagi ceritanya..

Pertanyaannya..

Siap nggak kamu jadi seorang ibu?

Sudah cukupkah “bekal”mu untuk jadi seorang ibu?

Siap nggak kamu jadi panutan untuk dirimu, pasanganmu dan darah dagingmu?

Siap nggak kamu memberikan yang TERbaik untuk anak2mu? TERbaik menurut siapa?

Hamil di usia lanjut di masa pandemi ternyata bukan jaminan bahwa hidup saya sudah settled justru makin banyak yang harus dibenahi di diri saya. Makin tambah usia, cuma menang di pengalaman hidup aja kok but still I never stop learning. More in spiritual journey..

Makin banyak anak, makin banyak rejeki? Alhamdulillah, at least rejeki lebih banyak waktu di masa pandemi untuk “quality time” sama keluarga. Juggling in between WFH and WFO, SFH for 2 kids, breastfeeding for baby dan doing housechores at the same time itu gilasih. Bener-bener teroret jungkir balik. Tangan jadi kaki, kaki jadi tangan. Otak udah berserakan entah kemana.

Mandi buru2 karena (seperti) dengar si bungsu nangis, sholat buru2 karena si tengah minta digorengin nugget, menyusui buru2 karena si sulung minta dibantu bikin PR… sudah biasaaaa…

Pernah ada ilmu parenting yang bilang it take a village to raise a child yang pada prinsipnya bukan hanya ibu atau bapak saja yang berperan mendidik anak tapi juga lingkungan baik inner circle di keluarga, support system maupun lingkungan luar. Beruntungnya saya masih dibantu sama babysitter yg setia sejak mas B lahir dan ART PP. Peran eyang hanya sebagian keciiil karena faktor usia yg nggak memungkinkan untuk di”titip”kan cucu.

Pernah juga saya dengar kalimat Didiklah anak2mu untuk kelak siap menjadi seorang ibu/ayah.. berat ya sis, karena kenyataannya emang gak ada sekolah buat jadi ibu.. Seorang ibu pun belum tentu bisa memberikan ilmu menjadi ibu… it is a lifetime learning journey.. learning by doing and not doing the same mistakes… ini yang sedang saya jalani…

Satu hal yang sekarang sering saya lakukan adalah tidak pernah malu/gengsi untuk meminta maaf sama anak ketika saya marah atau berkata keras sama anak2 walaupun mereka melakukan kesalahan. Pada prinsipnya saya nggak mau membawa/memendam rasa penyesalan terhadap diri sendiri di kemudian hari dan membawa efek negatif ke anak2. Mereka harus tau alasan/maksud kenapa tadi ibunya marah. Even on Lebaran day kemarin, saya yang minta maaf ke anak2. We’ll never know usia kita sampai kapan, hanya Tuhan yang tau.

Pernah merasa menjadi seorang ibu yang gagal? Saya hampir setiap hari.

Satu hal yang pasti jangan pernah berhenti berdoa untuk kesehatan, keselamatan, kebahagiaan lahir batin, kesuksesan, keamanan, kelancaran dan kemudahan hidup bagi anak2 dan selalu bersyukur sekecil apapun nikmat dan berkah yang diterima untuk saya dan keluarga.. aamiin yra..

Gusti Allah mboten sare.

Saya sudah divaksin

DUA KALI!!

Setelah keluar pengumuman bahwa Busui boleh dan aman divaksin C19, saya akhirnya memberanikan diri untuk ikut program vaksin dari perusahaan, bersama teman2 kantor saya. Pengalaman menjalani vaksin ke-1 dan ke-2 ini cukup memorable.

Diawali dengan pendaftaran melalui pedulilindungi.id, lalu kami mendapat jadual vaksin melalui sms dari 1199.

Saya dan teman2 kantor ikut program sentra vaksin bersama BUMN di Istora Senayan. Antrian diawali dengan muter2 melingkari Istora Senayan selama 3 jam. Walaupun disediakan tempat duduk tetep aja yg namanya antri lama itu nggak menyenangkan bro. Setelah 3 jam, lalu kami masuk ke dalam tenda untuk registrasi yg antrinya 1/2 jam. Lalu masuk ke dalam istora untuk cek kesehatan, setelah dinyatakan sehat (tensi dan suhu normal) baru boleh divaksin. Setelah vaksin selesai lalu diobservasi sebentar untuk melihat ada efek samping atau tidak. Overall sistem antriannya sih tertib teratur dan disiplin yaaa etapiii karena pesertanya amat sangat sungguh banyaknya TERLALU, saya antri sampai 4 nyaris 5 jam. Dari jam 11.30 s.d jam 15.30.

Kekhawatiran akan terjadi “cluster vaksin istora” baru untung cuma hoax.

Alhamdulillah saya nggak merasakan efek samping dari vaksin ke-1 tapi efek lelah, laparrrr dan betis cenut2 karena antrinya lama aja sih.

28 hari kemudian vaksin ke-2 jatuh di bulan Ramadhan dimana kita semua sedang berpuasa. Saya dan teman2 udah antisipasi bakal antri lama lagi, jadi datang lebih pagi, eh alhamdulillah antriannya hanya 2 jam aja. Dari jam 8 s.d jam 10 udah selesai. Kebetulan pesertanya jg gak sebanyak sebelumnya jd bisa lebih cepat. Efek ngantuk juga terjadi bukan karena vaksin tapi karena puasa hehehehe…

Suami saya juga sudah vaksin dari kantornya, ibu saya (lansia) bahkan vaksin lebih dulu daripada saya. Insya Allah, sebagai salah satu ikhtiar, usaha dan juga doa demi kesehatan kita bersama, yuk kita vaksin yuk…

Idul Fitri 1442 H

Lebaran tahun ke-2 di masa pandemi

Alhamdulillah saya, adik2 dan ibu saya tinggal berdekatan, jadi kami bisa sholat ied bersama2 di rumah, makan ketupat opor komplit dan sungkeman dengan ibu di Hari Raya Idul Fitri. Siangnya kami silahturahmi dengan saudara2 via zoom meeting. Alhamdulillah atas kecanggihan teknologi yang dapat mempertemukan keluarga yang berjarak dan mengumpulkan saudara yang berpencar di Jakarta, luar kota bahkan di luar Indonesia.

Ada rasa sedih, kangen, seneng, takut campur jadi satu saat nggak bisa kumpul, ngobrol dan ketawa ketiwi langsung dengan keluarga besar.

Dan satu hal yang nggak bisa kami lakukan di masa pandemi ini adalah nyekar ke makam bapak di Solo. Insya Allah doa yang dapat kami panjatkan untuk almarhum bapak dan saudara2 yg telah mendahului, dihijabah Allah SWT.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H

Taqaballallahu minaa wa minkum

Mohon maaf lahir batin apabila ada blogpost dan komen di WP yang kurang berkenan

Selalu menerapkan protokol kesehatan 5M, jaga kesehatan dan jangan lupa bahagia. Semoga pandemi ini segera berakhir, Aamin yra

– xoxo –