Semalam di Semarang

Holaa jumpa lagi dengan #bumandoronduty. Kali ini kita akan menjelajah kota Semarang hanya dalam 1 malam.

Ini adalah kunjungan perdana bu mandor ke kota Semarang dan hanya dikasih waktu 1 hari untuk bisa eksplore ke tempat2 heits iconnya kota Semarang. Well actually 2 malam 3 hari cuma hari pertama datangnya sore langsung ke proyek sampai malam, hari ke-2 acara 1/2 hari di proyek, sorenya baru explore kota dan hari ke-3 cuss setelah subuh langsung ke bandara untuk ke kota berikutnya.

Tempat2 yang sempat saya kunjungi/lewati di kota Semarang….

GEREJA BLENDUG (Immanuel)

Nemu gereja ini sebenernya nggak sengaja. Kebetulan kan proyek saya lokasinya di kota lama Semarang. Sambil nunggu yang lain, saya jalan kaki ke sekeliling area. Begitu sampai di jalan besar dan nengok ke kiri kanan, taadaaa… tetiba gereja blendug ini ada di depan mata. Sayangnya saya kesana pas malam hari jadi kalau mau foto2 hasilnya nggak terlalu maksimal. Rencana besok paginya mau balik lagi tapi nggak sempat.

Bentuk gereja ini unik ya. Pantes dibilang blendug karena emang bentuknya mblendug (bahasa jawa) artinya gendut, bulet ginak ginuk. Di samping gereja ada taman rindang yang ramai pengunjung untuk duduk2, main dan foto2

RESTO IKAN BAKAR CIANJUR

Jauh-jauh ke Semarang kok makannya masakan Cianjur? Hahaha. Buat saya nggak penting makanannya sih karena saya justru lebih tertarik ke bangunannya. Tipikal bangunan Eropa campur ornamen Jawa gitudeh. Tuuh liat motif tegel koentjinya lucu kaan. Bentuk bangunannya juga dari depan bagus loh, sayang saya nggak sempat foto. Lokasi RM IBC ini persis depan gereja blendug.

KOTA LAMA SEMARANG

Kota lama Semarang konsepnya mirip kota tua di Jakarta. Kiri kanan depan belakang penuh dengan bangunan2 heritage peninggalan jaman Belanda. Perpaduan antara budaya Eropa, Jawa dan Cina cukup kuat. Banyak bangunan yg sudah direvitalisasi jadi bagus, apik, rapih, bersih dan berfungsi kembali, tapi banyak juga yang masih perlu direnovasi.

Jalan di kota lama Semarang banyak yg di coneblock instead of aspal. Ke depannya area ini akan dijadikan vocalpoint tujuan wisata dan hanya bisa diakses dgn berjalan kaki.

KELENTENG SAM PO KONG

Sebenernya saya bukan penggemar arsitektur Cina, tapi nggak afdol rasanya kalau ke Semarang nggak mampir ke kelenteng Sam Po Kong. Hanya dengan membayar Rp. 25rb/orang kita bisa masuk kelenteng sampai ke gua dan melihat relief batu yang menceritakan perjalanan laksamana muslim Zheng He.

Berikut sekilas info dari Wikipedia….

Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi “marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur’an”.
.
Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu, orang Indonesia keturunan cina menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng – mengingat bentuknya memiliki arsitektur bangunan cina sehingga mirip sebuah kelenteng. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana cheng ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.
.
Menurut cerita, Laksamana Zheng He sedang berlayar melewati laut jawa, namun saat melintasi laut jawa, banyak awak kapalnya yang jatuh sakit, kemudian ia memerintahkan untuk membuang sauh. Kemudian merapat ke pantai utara semarang untuk berlindung di sebuah Goa dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi kelenteng. Bangunan itu sekarang telah berada di tengah kota Semarang di akibatkan pantai utara jawa selalu mengalami proses pendangkalan yang di akibatkan adanya proses sedimentasi sehingga lambat-laun daratan akan semakin bertambah luas kearah utara.
.
Konon, setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang di tempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam, di Klenteng ini juga terdapat Makam Seorang Juru Mudi dari Kapal Laksamana Cheng Ho.

TOKO OEN

Toko Oen yang legendaris dengan homemade ice cream dan aneka masakan Belanda tempo dulu. Restonya kecil, unik. Saya sempat mampir beli kroket dan eskrim Tutty Frutty untuk dibawa ke hotel karena udah malem tapi tetep penasaran. Maaf yaaa lupa foto saking udah capek seharian ngider kota Semarang.

LAWANG SEWU

SAH! SAH! SAH! Udah sah lah pokoknya kalau ke kota Semarang kudu harus wajib ke Lawang Sewu. Dengan hanya membayar Rp. 10 ribu/orang saya cukup puas 1 jam keliling bangunan milik PT KAI ini.

Kebetulan sore itu lagi nggak banyak pengunjung jadi saya puasss banget foto2 di lorong seribu pintu yang amat heitsz itu. Bahkan sempat nyebrang ke taman Tugu pahlawan dan foto juga dari sana.

Kuliner Semarang

Naaaah ini waktunya makan2 khas Semarang yaaaa… ada tahu gimbal, garang asem, asem-asem daging, tengkleng kambing dan last but not least… lumpia mbak Lien….. uwendeeusss pemirsa….

Capek but happy.. ditunggu laporan #bumandoronduty di kota selanjutnya…

7 thoughts on “Semalam di Semarang

Leave a comment