Ada apa dengan gen Y?

Beberapa waktu lalu, di kantor ada undangan gathering untuk temen2 jebolan Management trainee yang termasuk di dalam gen Y or Y generation dengan mengundang psikolog kondyaang wasaindang mbak Ratih Ibrahim.

Gen Y itu siapa aja sih? Anak2 (dhi pegawai) yg lahir tahun 1980 -2000. Yaaaaah, berarti saya nggak boleh ikutan doonk 😦 *woi malu woi sama uban.

Yang gen Y mana suaranyaaaaa?

Sebelum acara dimulai, sempet terjadi kehebohan tuding2an ternyata si ini tuh bukan gen Y, si itu kok ternyata gen Y. Hahaha, back to don’t judge a book by its cover but I do lagi deeh.

Malah bos saya sendiri sempet tanya ke saya “bu Shinta, kok ga ikutan acara di auditorium?”… laaaa bapak ini ngenyek opo ngenyek? Muka dan gaya saya emang gen Y tapi sesungguhnya saya itu masuk gen it, kadang2 gen ggeus, sayangnya KTP saya gen X pak. Not even close to gen Y. Hahahaha, huush, tuir kok bangga..
Dan ada juga temen saya yang kita kira masuk gen X gegara penampilan dan gaya bicaranya sangat “bapak2” ternyata malah gen Y bangetnget! Asli, waktu pertama kenal kita langsung panggil dia dengan sebutan “pak”, tapi begitu tau usianya bahkan lebih muda dari adik saya, sebutannya ganti jadi “mas” aja. Kok gak panggil namanya aja? Yaaaa lebih ke menjaga kesopanan dan menghormati rekan kerja aja.

Berhubung pengen ikut tapi nggak masuk kriteria sementara penasaran sama isi sharingnya, akhirnya saya tanya2 aja sama temen 1 tim yg ikutan.

Intinya siih semacam “brainwash” yg isinya supaya pegawai2 gen Y ini loyal sama perusahaan, nggak buru2 resign atau jadi kutu loncat.

Hmpfh, lagu lama…

Sebenernya, issue pegawai jebolan MT yg resign sih uda dari dulu ada, cuma makin kesini peminatnya makin banyak dan kayaknya pihak management kewalahan untuk menahan pegawainya supaya nggak pindah ke lain hati.

Buat perusahaan yang cukup koservatif macam kantor saya, urusan resign ini jadi fenomena yang bikin geger dunia perkariran, terutama yg terjadi di pegawai kalangan gen Y ini. Untuk pegawai dari baby boomers siih uda nggak diragukan lagi laaah loyalitasnya, loyal beneeerrr. Terbukti mereka awet kerja sampe masa pensiun, walopun jabatannya dari dulu sampe pensiun juga disitu-situ aja. Kenyamanan kerja dan keamanan jaminan untuk keluarga jadi prioritas mereka. Selain karena usia yang cukup mapan agak sulit untuk bisa cari kerja di tempat lain, kecuali untuk mereka yang jabatannya cukup tinggi dan punya spesialisasi khusus yg bisa di”jual” di luar.
Sementara yg dari gen X yaa so so laah, masih banyak yg loyal, walopun beberapa uda ada yg dadah bye bye juga, terutama yg jabatannya uda cukup tinggi dan sangat expert di bidangnya.
PR banget nii buat yang gen Y.

Dulu saya pernah baca sekilas materi how to deal with gen Y — Anak muda yang selalu ingin coba-coba, kerja enggak pernah awet di satu tempat, sangat multi tasking dan sangat update perkembangan teknologi terbaru. Bagi gen X (lahir tahun 1965 – 1979) dan baby boomer (lahir tahun 1946 – 1964), gen Y punya kesan negatif nggak merasa bersyukur, egosentris, individualisme tinggi, gampang bosan, berpikir praktis tapi kurang taktis, nggak mau repot, meski mereka pada umumnya mempunyai toleransi yang tinggi.

Menurut saya, dari kacamata perusahaan sebenernya nggak kurang kasih fasilitas, benefit, investasi bahkan bisa dibilang lebih, tapi mungkin apa2 yg uda dikasih sama perusahaan masih dibawah ekspektasi si anak2 gen Y ini apalagi soal gaji. Yaeyalaaa sapa juga yg nggak mau dikasih gaji tinggi, gw juga mau getoo, helloooow. Nggak bisa dipungkiri kalau anak2 muda yg direkrut ini pinter2 dan pastinya kan mereka juga cari2 peluang lain diluar sana yg bisa kasih mereka benefit yang lebih baik lagi. Rumput tetangga selalu keliatan lebih hijau jendral. Tooh, hidup itu pilihan and no body can stop you to have a better living.

Bisa jadi mereka kecewa karena janji2 yg dulu pernah ditawarkan pada saat proses rekrutmen belum mereka nikmati s.d saat ini, atau biasanya mereka ada yg kecewa juga karena posisi yg mereka tempati sekarang ini nggak sesuai dengan harapan atau keahlian mereka. Walopun salahsatu syarat jadi MT itu kan bersedia ditempatkan dimana aja. Atau mereka nggak cocok lingkungan kerjanya. Dan masih banyak alasan lainnya….

Salah satu pertanyaan yg cukup menohok pihak management dari si gen Y saat itu adalah “Ok, kalau saya memang berniat bertahan dan loyal, lalu selanjutnya apa yang bisa management berikan ke saya?”   

Eèeeeee.. saya persilahkan yang berwenang mikir deh yaaa, nyonya mau leyeh-leyeh dulu sambil dengerin klenengan dan nyruput wedang ronde..

7 thoughts on “Ada apa dengan gen Y?

  1. Wah jadi gemana nih dianggap gnerasi muda hahaha. Serasa dah tua banget sampe seumur mumi.

    Kalau menurutku rada aneh juga yah klo di Indonesia generasinya disamakan dengan generasi luar negeri. Kan sebenernya keadaan socio eco and pol nya beda. Seperti misalnya soal Baby boomers, kan selain boomingnya tingkat kelahiran, mereka juga bagian masyarakat yang paling kaya kalau di Eropa dan Amerika, di Uk, mereka memiliki 80% dari kekayaan yang ada, jadi kebanyakan sekarang udah pada pensiun dan gak kerja lagi (saking kayanya). Jadi klo di Indonesia mereka masih loyal kerja sebenernya mereka bukan boomers. Atau mungkin mereka memiliki kriteria yang beda yah di Indonesia?

    Like

    • Kalau disini kayaknya patokannya cuma ke tahun kelahiran aja, nggak liat sosek apalagi politik. Etapii mungkin secara global beda lg yaa, aq cuma liat acope kecil di perusahaan aja. Sementara masa pensiun itu dr usia 55 tahun, makanya yg usianya blum 55 tahun dianggapnya masih produktif (kerja kantoran). Kalau soal kaya atau engga, hhhmmm, buat pekerja kantoran yg posisinya bukan di middle management pastinya penghasilannya standard aja. Kalau yg posisinya uda direktur atau bahkan komisaris biasanya bertahan lebih dr usia 55 tahun (masa pensiun diperpanjang atau bahkan ga ada istilah pensiun bagi mereka).

      Like

  2. Emang bener bgt bok..boro2 mau jd MT ikatan dinas. Gw pernah punya anak buah genY..ditegur dikit besokny mau resign..blgnya pake SMS!! Towoong…kzl gak sik..
    banyaklah gw crita sama genY ini..walopun ga bs digeneralisir tapi some of them emang agak bkin cape ati

    Like

Leave a comment